Sejarah Bank Lippo, Dari Pendirian Hingga Transformasi Menjadi Bank CIMB Niaga
Bank Lippo, salah satu lembaga keuangan terkenal di Indonesia, telah melalui perjalanan yang panjang dan penuh perubahan sejak berdiri pada tahun 1948. Bank ini pernah menjadi bank terbesar ke-9 di Indonesia berdasarkan jumlah aset yang dimilikinya. Artikel ini akan membahas sejarah Bank Lippo, mengungkap siapa pendirinya, serta perubahan yang terjadi pada bank ini hingga akhirnya menjadi Bank CIMB Niaga yang kita kenal saat ini.
Pendirian Bank Lippo oleh Mochtar Riady dan Lippo Group
Pada tahun 1948, Bank Lippo berdiri berkat seorang pengusaha sukses bernama Mochtar Riady. Beliau membangun bank ini bersama Lippo Group, sebuah perusahaan konglomerat yang menjadi salah satu pemain utama di sektor properti dan keuangan di Indonesia. Bank Lippo tumbuh dan berkembang dengan cepat di bawah kepemimpinan Mochtar Riady, dan berhasil memperoleh reputasi sebagai salah satu bank terkemuka di Indonesia.
Krisis Keuangan 1997 dan Pengambilalihan Saham
Namun, pada akhir tahun 1990-an, krisis keuangan yang melanda Asia juga berdampak signifikan pada Bank Lippo. Pemerintah Indonesia terpaksa menjual sahamnya di bank ini sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi defisit anggaran akibat krisis tersebut. Pada bulan Februari 2004, Swissasia Global membeli 52,1 persen saham Bank Lippo dari Indonesian Bank Restructuring Agency dengan harga sebesar $142 juta.
Dalam proses pengambilalihan saham ini, Swissasia Global mengambil alih kendali Bank Lippo dari keluarga Riady, pendiri bank ini. Meskipun demikian, keluarga Riady masih memegang saham minoritas dan memiliki hak kendali di bank tersebut.
Penjualan Saham kepada Khazanah Nasional Berhad
Pada tanggal 26 Agustus 2005, pemegang saham Bank Lippo dan Bank Indonesia menyetujui penjualan saham pengendali sebesar 52,05 persen kepada Swissasia Global kepada Santubong Investment BV, perusahaan yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Khazanah Nasional Berhad. Transaksi ini mulai berlaku pada tanggal 30 September 2005.
Melalui kepemilikan saham di Lippo Bank dan Bank CIMB Niaga, Khazanah Nasional Berhad memiliki 93 persen saham di Lippo Bank dan 64 persen saham di Bank CIMB Niaga. Oleh karena itu, untuk mematuhi kebijakan “single presence policy” yang ada pada saat itu, Lippo Bank dan Bank CIMB Niaga harus merger. Pada tanggal 1 November 2008, Lippo Bank secara resmi bergabung dengan Bank CIMB Niaga dan berubah nama menjadi PT Bank CIMB Niaga Tbk.
Transformasi Menjadi Bank CIMB Niaga
Bergabungnya Bank Lippo ke dalam Bank CIMB Niaga membawa dampak signifikan pada industri perbankan di Indonesia. Bank CIMB Niaga yang terbentuk menjadi salah satu bank terbesar ke-5 di Indonesia. Hal ini berdasarkan aset, pendanaan, kredit, dan jaringan cabang yang dimilikinya.
Bank CIMB Niaga saat ini menawarkan layanan perbankan yang komprehensif kepada nasabahnya. Termasuk layanan perbankan ritel, UKM, korporat, dan transaksi pembayaran. Melalui penggabungan ini, bank ini menggabungkan kekuatan dari kedua bank sebelumnya dan menciptakan jaringan yang luas. Serta kemampuan yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan nasabah di Indonesia.
Kesimpulan
Sejarah Bank Lippo telah menunjukkan perjalanan yang menarik dan berliku sejak berdiri pada tahun 1948 oleh Mochtar Riady. Bank ini mengalami perubahan kepemilikan dan transformasi menjadi Bank CIMB Niaga yang kita kenal saat ini. Melalui penggabungan ini, Bank CIMB Niaga berhasil menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia. Bukan hanya itu saja, bank ini juga memberikan layanan perbankan yang komprehensif kepada nasabahnya.
Seiring berjalannya waktu, Bank Lippo telah mengalami perubahan yang signifikan. Namun, tetap memegang nilai-nilai dan dedikasi untuk memberikan layanan perbankan yang berkualitas. Transformasi menjadi Bank CIMB Niaga menjadi bukti nyata bahwa bank ini mampu beradaptasi dan terus berkembang mengikuti perkembangan pasar. Itulah sejarah Bank Lippo, perjalanan dari pendirian hingga menjadi Bank CIMB Niaga. Yang menarik dan memberikan gambaran mengenai perubahan yang terjadi dalam industri perbankan di Indonesia.